OKU Timur, IN – Kepala Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Sumatera Selatan kunjungan ke Kabupaten OKU Timur. Yang di terima langsung oleh Kadinkes H. Zainal Abidin, S.SIT.,MM.
Dalam kunjungannya kepala Balai Besar BPOM Yosef Dwi Irawan mengatakan setiap warga negara Indonesia untuk berhak mendapatkan makanan aman, sehat dan bermutu maka kami harapkan dukungan secara nyata dari pemerintah setempat.
Dirinya juga menjelaskan kunjungannya ke Kabupaten OKU Timur dalam rangka memperkenalkan kepada Bupati OKU Timur terkait 3 (tiga) Program Nasional yang akan kita laksanakan di Kabupaten OKU Timur
“Ada 3 (tiga) program yang akan kita laksanakan yaitu Gerakan Keamanan Pangan Desa, Intervensi Pangan Jajanan Anak Sekolah, dan Pasar Aman dari Bahan Berbahaya.” Ungkapnya.
Tiga program tersebut berbasis komunitas atau pemberdayaan komunitas yang mana untuk meningkatkan kesadaran komunikasi yang ada di sekolah dan di desa serta di pasar terkait arti penting keamanan pangan.
Di sela sela kunjungannya Yosef menyempatkan diri mengunjungi Pasar Tradisional Martapura masih ada ditemukan Zat Kimia Bleng. Dimana bleng dilarang untuk digunakan sebagai campuran bahan pangan karena akan berdampak pada kesehatan. Bleng seharusnya untuk disinfektan, antiseptik kemudian untuk di industri kaca namun kebanyakan disalahgunakan untuk campuran makanan.
“Kita juga temukan kosmetik ilegal tanpa izin edar, kosmetik seperti sering kita jumpai tidak hanya di OKU Timur saja melainkan di beberapa tempat apalagi sekarang ini jual beli secara online.” Jelasnya, Selasa 26/01/2021.
Kepala Dinas Kesalahan Kabupaten OKU Timur Zainal Abidin mengatakan pihak menerima dan sambut baik kedatangan serta kunjungan kerja kepala Balai Besar BPOM beserta rombongan karena sebelum kepemimpinannya kita juga sudah bekerja sama.
“Apabila ada temuan maka kita akan cari solusinya bagaimana untuk menggantikan bleng itu sendiri, dimana kebanyakan bleng itu dijadikan campuran olahan makanan.” Paparannya.
Pihaknya akan lakukan pembinaan bagaimana agar mereka tidak menggunakan zat kimia (bleng) tetapi menggunakan alternatif lain seperti contoh untuk membikin kenyal bisa digunakan bahan campuran gandum.
“Kita juga sering melakukan pelatihan terkait bahannya bleng dan alternatif bahan campuran makanan yang aman dikonsumsi.” Pungkasnya.