Nafaredi : Tidak Benar Kalau Pasien Roaini Tidak Ada Perhatian Pemkab Banyuasin

oleh -424 views
oleh

Banyuasin, investigasinusantara.com Roaini, janda beranak dua warga Jalan Talang Jaya Raya I (sesuai KTP), warga Kab Banyuasin sudah menderita sakit lumpuh, diabetes serta disinyalir ada komplikasi penyakit lain. Hampir 1 tahun terbaring di kediaman orangtuanya.

Kondisi ekonomi yang memprihatinkan dirinya dan orangtua membuat Roaini hanya pasrah menahan sakit selama lebih kurang satu tahun ini karena tak punya biaya untuk berobat ke rumah sakit.

“Selama ini belum tersentuh bantuan dari baik dari Pusat,Provinsi khususnya Kab Banyuasin,” ujar salah seorang kerabatnya, Ismail Hamid yang mengirimkan foto dan biodata Roaini, Sabtu 18 September 2021 malam.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kab. Banyuasin, Nofaredi SSos membantah kalau Pemkab Banyuasin tidak pernah memberikan bantuan kepada pasien tersebut.

Baca Juga :  Bupati Banyuasin Pastikan Hadiri Acara SMSI di Lubuk Linggau

“Itu tidak benar kalau atas nama ibu Roaini tidak pernah mendapatkan perhatian dan bantuan kesehatan dari Pemkab Banyuasin,” tegas Nofaredi ketika dikonfirmasikan melalui pesan WhatsApp, Minggu 19 September 2021.

Roaini, 48 tahun, pada tahun 2019 berobat rutin di PKM Talang Jaya Betung untuk diperiksa mata dengan diagnosa katarak dan dirujuk ke RSUD Banyuasin. Namun setelah dicek glukosa darah 350 mg/dl, TD : 130/90 mmHg di rujuk ke RS Mata Palembang.

Kemudian lanjut Kadis, bulan Januari 2020 Roaini dilakukan operasi mata dan diopname di RS selama 2 hari. Setelah operasi mata ternyata si pasien ada luka dikaki namun pemeriksaan dilakukan dirumah karena tidak bisa berjalan.

Baca Juga :  Polres OKU Timur Razia Protokol Kesehatan

Selanjutnya tanggal 3 Maret 2020 pasien dirujuk lagi ke RSUD Banyuasin, keadaan pasien lemah glukosa darah 80 mg.dl, TD : 130/90 mmHg dan langsung opname. Setelah seminggu pasien membaik, KU pasien gula darah 150 mg/dl, pasien pulang kerumah setelah itu perawatan luka dirumah kurang lebih 1 tahun dan luka membaik, jelas Nofa.

Tahun 2021 keadaan keadaan pasien lemah kembali, setengah badan sebelah kiri tidak bisa digerakkan, D : 130/90 mmHg, glukosa darah 150 mg/dl dan disarankan pasien dirujuk ke RSUD Banyuasin tetapi pasien menolak dan berobat kampung diurut saja, karena tidak ada biaya untuk keluarga pasien yang jaga,”Pemeriksaan terakhir TD : 150/90 mmHg, kadar glukosa darah 154mg/dl,” jelasnya.

Baca Juga :  Peringati Hari Kesatuan Gerak PKK, Pj Ketua TP PKK Prabumulih Tanam Cabai Serentak

Kemudian berdasarkan info dari Sekdes setempat, Roaini ini memang janda, punya 2 anak Laki2 (satu sudah menikah dan satu lagi 17 tahun). Tinggal di tempat ibunya (ibunya mendapatkan BLT-DD) ybs (Roaini) mendapatkan BST dan pernah mengajukan kursi roda.

Jadi tidak benar kalau Pemkab Banyuasin tidak ada perhatian kepada pasien tersebut, tegas Nafaredi Plt Kadiskominfo Banyuasin. (***)