Preman Bayaran Keroyok Wartawan OKU Timur

oleh -627 views
oleh

OKU TIMUR, IN Dua orang wartawan di Kabupaten OKU Timur mengalami pengeroyokan oleh segerombolan orang tak dikenal (OTD), TKP berada di depan kantor Dinas PUTR OKU Timur, Desa Kotabaru Selatan, Martapura. Kamis siang 21/04/2022.

Diduga aksi pengeroyokan itu dilakukan oleh segerombolan preman yang membacking (bayaran) Dinas PUTR OKU Timur.

Dugaan tersebut muncul lantaran segerombol OTD itu datang ke PUTR bertepatan dengan aksi massa yang dilakukan di Kejaksaan Negeri OKU Timur. Info yang beredar saat itu menyebut jika massa aksi hendak melanjutkan demo ke kantor PUTR.

Baca Juga :  Songsong OKU Timur Maju Lebih Mulia, Siswa Pelajar Latihan Jiwa Kepemimpinan

Diduga segerombolan preman itu disewa untuk membubarkan aksi massa, sehingga berujung terjadi pengeroyokan, yang bukannya ke massa aksi malah menimpa kepada wartawan yang hendak meliput.

Atas kejadian ini dua orang wartawan yang menjadi korban melapor ke Polres OKU Timur. Mereka mengaku mendadak dipukul, dikejar hingga terpaksa menyelamatkan diri lari ke semak-semak.

“Aku dak tau apo pasalnyo tau-tau mereka mencekik kemudian mukul. Dan itu bukan satu orang pelakunya.” Kata Rizal selaku korban yang melapor.

Baca Juga :  Awal Februari BPN OKUT Pasang 1.500 Patok Serentak Se Indonesia

Di lapangan di Mapolres OKU Timur, kejadian ini membuat segenap pekerja media se-OKU Timur marah. Mereka berkumpul di Mapolres untuk memberikan dukungan terhadap korban. Sejumlah wartawan lain menjadi saksi atas kejadian ini dan memberikan keterangan pada penyidik.

“Kami mengecam aksi premanisme ini. Memangnya ini zaman batu pakai kekerasan. Apalagi dilakukan oleh orang-orang yang diduga beking Dinas PUTR. Maksudnya apa ada aksi koboi seperti ini? Ini melanggar HAM dan sudah mengganggu kinerja wartawan yang sedang bertugas.

Baca Juga :  OKU Timur Salah Satu Kampung Perikanan Budidaya Di Indonesia

Untuk itu kami minta kepada pihak Kepolisian agar mengusut tuntas kejadian ini.” Kata Angga, salah satu wartawan yang dibincangi di Mapolres. (*)