Harga Beras Mulai Mahal, Ibu-Ibu Di OKU Timur Mengeluh

oleh -880 views
oleh

OKU Timur, IN — Mahalnya harga beras belakangan ini mulai dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, beras sebagai bahan pokok utama, amat berpengaruh terhadap pengeluaran untuk pangan.

Lina(36) tahun seorang ibu rumah tangga warga mengatakan, ia biasa membeli beras eceran di toko kelontong. Rata-rata harga beras saat ini, kata lina sudah dihargai Rp 14 ribu per kilo atau naik dari sebelumnya Rp 12 ribu per kilo Bahkan untuk beras yang Premium berharga 15 ribu perkilo.

Menurut dia, awalnya kenaikan harga sebesar Rp 2.000 per kilo dari 12 ribu menjadi 14 ribu tak dirasa begitu besar. Namun, lama-lama kelamaan mulai terasa karena beras menjadi bahan pangan yang pasti rutin dibeli.

Baca Juga :  Kabar Gembira!!! Pelayanan Terpadu CGC Kini Buka Tiap Hari

“Saya kurang perhatikan sama naiknya harga, tapi ya lama-lama terasa uang cepat habis. Misalnya uang Rp 100 ribu kok sekarang cepat habis untuk membeli beras,” kata Lina kepada awak media.

Hanya saja, Ia mulai khawatir akan kelangkaan beras seiring dengan hilangnya gabah di lapangan karena Terlebih, ia juga mendengar kabar ihwal penggilingan padi banyak yang berhenti beroperasi karena tak memperoleh pasokan gabah.

‘Yang hilang saat ini itu beras SPHP (Bulog). Waktu itu sempat liat di grosir,dan pasar rakyat, sekarang tidak kelihatan lagi, harus stand by beras kalau situasi (keadaan) gawat,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemkab OKU Timur Raih Penghargaan dari Medikbudristek RI

Darmanto (47) tahun Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) mengakui masih kesulitan untuk memperoleh pasokan gabah yang siap digiling menjadi beras.

“Memang sekarang banyak petani yang panen tapi para petani memilih menjual gabahnya ketimbang menggiling menjadi beras, karena harga gabah tinggi kalau di perhitungkan,takutnya tingginya harga beras akan dirasakan lebih lama oleh masyarakat,” terangnya.

Darmanto menambahkan , suplai gabah di awal tahun ini masih jauh dari kebutuhan penggilingan secara biasanya karena petani langsung menjual gabah ke tengkulak dan hanya sedikit menggiling untuk kebutuhan pangan keluarga saja. Mau tak mau, sebagian penggilingan memilih untuk berhenti produksi hingga suplai kembali normal.

Baca Juga :  Viral Video Sekda OKI Minta Kades Dukung Caleg Tertentu, Ini Kata Bawaslu Sumsel

“Banyak (penggilingan) yang sudah tidak aktif. Ada yang mengatakan 70 persen tidak aktif,” kata Darmanto saat ditemui.

Selanjutnya, “Banyak masyarakat berharap untuk Pemerintah Kabupaten OKU Timur khususnya Bulog dapat membantu dengan mengadakan Bazaar murah sehingga dapat menekan harga beras di pasaran,” arapnya. (Kiwan)