Namun yang menjadikan kisah Cupiang begitu inspiratif adalah semangat keberlanjutan yang dibawanya. Hery tidak hanya menjadikan lebah tanpa sengat sebagai sumber ekonomi, tetapi juga sebagai alat pelestarian ekosistem dan edukasi masyarakat akan pentingnya menjaga alam. Melalui usaha ini, ia turut mendorong penguatan ekonomi lokal berbasis hasil hutan bukan kayu, sembari mempertahankan kearifan lokal.
PT Bukit Asam Tbk, melalui Rumah BUMN Sawahlunto, melihat potensi ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mendukung UMKM lokal agar bisa tumbuh, mandiri, dan berdaya saing global. Dukungan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk fasilitas dan pelatihan, tetapi juga membuka jejaring promosi dan pemasaran lintas daerah dan negara.
Kisah Madu Galo-Galo Cupiang menunjukkan bahwa dari sebuah kota kecil bersejarah seperti Sawahlunto, produk lokal berkualitas bisa tumbuh besar dan menembus dunia.