LAHAT, IN – Hebohnya pemberitaan tentang adanya isu pemangkasan honorarium panitia Cabang Olahraga (Cabor) Pencak Silat dan Cabor Arung Jeram pada Porprov XIV Lahat 2023 lalu, menjadi tranding topik di beberapa media online. Bahkan isu tersebut sempat menjadi sebuah perbincangan seru di masyarakat, khususnya kalangan pecinta olahraga.
Pada pemberitaan tersebut, seorang narasumber bernama Sari yang mengaku panitia dari Cabor Pencak Silat dan Alip dari Cabor Arung Jeram. Menurut keduanya, honor yang mereka terima tidak sesuai dengan budged yang dianggarkan oleh pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kabupaten Lahat.
Usut punya usut, tim redaksi media ini tak ingin dianggap sebagai pewarta yang menjalankan tugas tidak mengacu pada Kode Etik Jurnalistik (KEJ), di mana salah satunya adalah melakukan check and richeck, guna menggali lebih dalam tentang kebenaran isu tersebut.
Hari ini, Rabu (27/9/23), Tim Redaksi mendatangi Sekreatariat Koni Kabupaten Lahat untuk memastikan data-data kedua oknum yang mengaku panitia dan honornya dipangkas oleh Koni tersebut. Apakah benar-benar tergabung dalam kepanitiaan atau tidak
Tiba di Sekretariat Koni Kabupaten Lahat di Jalan Kol. H. Burlian Kelurahan Pasar Lama, Kecamatan Lahat, Tim meminta agar pihak Koni menunjukkan nama-nama panitia kedua Cabor tersebut sesuai dengan Surat Tugas yang dikeluarkan pihak Koni.
Setelah dilakukan pengecekan secara akurat di databese, ternyata nama Sari dan Alif tersebut tidak ada dalam daftar panitia lokal yang sesuai dengan Surat Tugas dari pihak Koni.
“Berita itu tidak benar, Sebab tidak ada pihak Koni pemangkas honor panitia Porprov seperti yang diberitakan itu. Silahkan dicheck sendiri di database kami, tidak ada nama-nama oknum yang menjadi narasumber di berita tentang Koni Lahat sunat honor panitia,” kata Ketua Koni Lahat, Kalsum Barefi didampingi Stafnya, Witer, saat awak media melakukan check and richeck.
Terkait besaran honor, ditambahkan Witer, untuk panitia lokal semua Cabor itu tidak ada perbedaan. Karena semuanya sama dengan nominal Rp.100.000,- perhari panitia bekerja, baru dihitung nominalnya.
“Kalau panitia bertugas 3 hari berarti Rp.300.000,-, jika 4 hari Rp.400.000,-. Kecuali di hari pembagian medali pemenag, memang ada tambahan sedikit untuk yang terlibat didalamnya. Namun bukan berarti, honor panitia itu lebih dari Rp.100.000,-. Termasuk di Cabor Arung Jeram, nama Alip itu tidak ada di kepanitiaan. Artinya ini merupakan berita bohong alias Hoax dan fitnah belaka. Karena pembayarannya juga via rekening, tidak cash. Kalau ada keluhan di bawah masing-masing Cabor, itu bukan berarti pihak Koni yang membuat ulah,” tuturnya.
Sehubungan dengan dana publikasi hasil liputan teman-teman wartawan selama kegiatan Porprov berlangsung, tambah Barefi, pihak Koni memang tidak menganggarkanya. Sebab menurut dia, tidak ada dasar hukumnya bagi Koni untuk menganggarkan dana liputan tersebut.
“Dasar hukumnya apa..? Makanya untuk urusan media, itu ditangani oleh pihak Kominfo. Silahkan teman-teman media berkoordinasi dengan Kominfo, kami tidak mau menggali lobang jebakan sendiri dengan menganggarkan media, sementara dasar hukumnya tidak ada. Namun jika secara pribadi, sekali-kali ada teman-teman media datang, kami tetap beri mereka dengan dana pribadi sebagai tanda persahabatan,” sebutnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh Kiki Subagya selaku Pengurus Cabor Ikatan Pencak Silat (Ipsi) Koni Kabupaten Lahat. Dikatakan Kiki, dari nama-nama panitia yang diajukan mereka dan disetujui oleh pihak Koni Lahat, tidak ada nama Sari.
“Yang ada itu nama Sri Juniarti. Nah, nama Sri Juniarti ini tidak pernah komplain terhadap honor yang dibayarkan Koni pada dirinya. Kami sudah konfirmasi ke Sri ini, apakah dia pernah berbicara pada awak media tentang honor yang dipangkas itu, kata Sri tidak. Tapi kami juga tidak tahu, apakah ada oknum yang mengaku sebagai panitia dan menyebar isu honornya disunat itu,” tegas Kiki via telepon. (***)